Putin menandatangani dekret yang memungkinkan Rusia untuk menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan konvensional massif di wilayahnya, termasuk oleh drone. Rusia akan menganggap agresi terhadap dirinya atau sekutunya oleh negara non-nuklir yang didukung oleh kekuatan nuklir sebagai serangan bersama, demikian tertulis dalam dokumen yang diposting secara online. Hal ini mengikuti janji yang dibuat Putin pada bulan September untuk merevisi doktrin tersebut.
Jurubicara Putin, Dmitry Peskov, pada hari Selasa mengkonfirmasi bahwa Rusia, yang menyerbu Ukraina pada Februari 2022, akan mempertimbangkan serangan oleh Kyiv menggunakan misil-misil Barat sebagai serangan oleh negara non-nuklir yang didukung oleh kekuatan nuklir.
"Federasi Rusia mempertahankan hak untuk menggunakan senjata nuklir dalam kasus agresi menggunakan senjata konvensional terhadap dirinya" yang mengancam kedaulatan atau integritas wilayah, kata Peskov seperti dilaporkan oleh layanan berita Tass yang dikelola negara.
Pasukan Ukraina dilaporkan melakukan serangan pertamanya di wilayah perbatasan Rusia menggunakan misil-misil yang dipasok oleh Barat saat Presiden Vladimir Putin menyetujui doktrin nuklir yang diperbarui yang memperluas kondisi penggunaan senjata atom.
Ukraina mendeploy misil ATACMS untuk menyerang fasilitas militer di wilayah Bryansk barat, demikian dilaporkan oleh RBC Ukraina pada hari Selasa, mengutip seorang pejabat dalam militer negara tersebut. Ini adalah serangan pertama yang diketahui setelah keputusan administrasi Presiden Joe Biden unt…
Baca lebih lajutJadilah yang pertama membalas diskusi umum ini.